Catatan Nu

    

 Kau Merubah Segalanya💗

    Sejak zaman dahulu di Indonesia memiliki suatu adat mengenai pernikahan. Ya, mungkin kebiasaan atau adat tersebut di zaman ini masih ada beberapa orang yang masih melakukannya. Adat tersebut adallah pernikahan yang dilakukan dengan cara dijodohkan. Apakah kau tau mengenai adat itu?? Pada pernikahan tersebut, dua insan yang disatukan bukan karena landasan cintanya. Melainkan, dua insan yang disatukan dengan cara dipilihkan oleh orang tua nya. pada sebagian kasus memang ada beberapa yang dikenalkan terlebih dahulu kepada anaknya tersebut. Tapi, apakah kau tau pada sebagian yang lainya?, ya, sebagian yang lain diperkenalkan kepada anak perempuannya pun tidak, apalagi bertemu. Memang semua jalan pernikahan tersebut sudah menjadi takdir yang sudah digariskan-Nya kepada setiap para perempuan dimuka bumi ini. Dan ya, semua pernikahan yang dilakukan dengan dijodohkan tidak semua yang berakhir buruk, karena nyatanya ada sebagian yang melalui jalan tersebut membuat kehidupannya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.  Mungkin terdapat satu sisi yang berat awalnya, hingga akhirnya dua insan tersebut membuahkan cinta dan kasih sayang. Bahkan bukan hanya pada dua insan tersebut, tetapi kebaikan yang berdampak untuk sekelilingnya.

    Kala itu ada seorang wanita yang masih berusia muda, hanya berluluskan SD.  Kecintaannya pada ilmu membuatnya ingin memasuki pesantren saat itu. Dan teman-teman sebayanya saat itu banyak yang masuk pesantren, hal itu membuat semangatnya membara. Namun, keinginannya itu hancur seketika, saat ia mengetahui akan dinikahkan dengan seorang pria. Dengan polosnya ia merengek dan menangis kepada orang tuanya akan hal itu. Namun apalah daya, ia hanya wanita yang masih muda yang harus patuh kepada orang tuanya. Sebagian dari kita pasti tau seberapa kerasnya orang tua dahulu dibandingkan orang tua di zaman sekarang. Saat itu bisa dibilang wanita itu beruntung karena ia menikah dengan seorang pria yang sarjana (karena kala itu di perkampungan sangatlah jarang bahkan sedikit yang bisa melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi), tapi pernikahannya itu membuat ia tidak bisa masuk pesantren. 

    Aku tak tahu bagaimana wanita itu melewati hari-harinya setelah pernikahan. Yang ku tahu ia memang sangat beruntung karena memiliki suami yang masih perduli akan semangat istrinya tuk menuntut ilmu. Jadi pria itu, yang tak lain adalah suaminya pernah menawarkan ia tuk melanjutkan pendidikannya. Namun, apalah daya wanita itu sudah merasa malu tuk melanjutkan pendidikannya itu, karena ia telah menikah. 

    Mereka tinggal di rumah wanita tersebut. Di sebuah perkampungan yang kala itu masih jauh dengan alat elektronik seperti sekarang. Wanita itu memiliki seorang nenek dan kakek (alm)yang merupakan guru ngaji di kampungnya tersebut, yang dibantu oleh anaknya yang tak lain adalah ibu sang wanita itu. Dan keluarganya tersebut bisa dibilang keluarga terhormat dan  yang paling mampu di kampungnya kala itu, karean memiliki banyak sawah, pabrik (padi), dan truk. Hingga suatu saat, sang suami (pria) wanita itu berkata kepada ayah wanita tersebut yang merupakan mertuanya, pria itu berkata bahwa dia memang tidak bisa membantu banyak untuk mengelola sawah dan pabrik itu, tapi dia bisa dan ingin mengelola sebuah lembaga pendidikan. Dan pria tersebut mengusulkan untuk membuka lembaga pendidikan kepada sang mertuanya itu. Karena di kampung tersebut belum ada lembaga pendidikan formal kala itu, sehingga anak-anak kampung tersebut harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh tuk bersekolah karena pendidikan formal kala itu hanya ada di tetangga kampung itu, dan pada saat itu yang memiliki kendaraan belum sebanyak seperti sekarang. Dan akhirnya ide dan usulan tersebut di acc oleh sang mertua, dan sang mertua tersebut ikut memberikan bantuan tuk mendirikan sekolahan tersebut. 

    Waktu terus berputar, dan mulailah didirikannya sebuah pendidikan formal tingkat menengah. Sekolahan tersebut diberi nama MTs. Al-Jauharatu Naqiyah, penamaan itu pasti hasil dari musyawarah dan aku tak begitu mengetahui mengenai asal mulanya, yang jelas salah satu alasannya adalah karena ibu wanita yakni mertua sang pria tersebut itu pernah mondok di Al-Jauharotun Naqiyah Cibeber, mungkin karena keta'dziman, kehormatan dan harapan seperti pondok tersebut. Di masa awal berdirinya pendidikan formal tersebut tidak lah berjalan mulus seperti yang kita kira, karena sang pria tersebut bukan hanya mendapat cobaan dari keluarga besar saja melainkan di masyarakat sekitar yang menolak dan meremehkan usaha sang pria tersebut. Sang pria itu pernah bercerita kepadaku dulu ketika ia memasang bener atau spanduk yang telah ia buat di jalan selalu ada yang merusaknya dengan sengaja, itu karena kebencian terhadap usaha yang dilakukan oleh sang pria tersebut. Bukan hanya itu cobaan dan rintangan yang pria itu hadapi, tapi juga dari sedikitnya murid, biaya tuk menggajih guru, dan sedikitnya guru. Namun, dari semua cobaan dan rintangan tersebut tidak membuat pria itu menyerah dan putus asa. Dia bahkan mengajak saudara, teman-temannya tuk ikut mengajar. Walau ada beberapa yang menolaknya karena gajihnya sangat kecil waktu itu, tapi ada juga beberapa yang tetap bertahan hingga akhirnya terdaftar sebagai guru non PNS dan ssebagainya dan bertahan hingga saat ini. 

    Pria itu juga mengurus segalanya sendiri waktu itu, bulak-balik ke tangerang dan sebagainya hanya untuk memperjuangkan lembaga pendidikan yang telah ia dirikan itu agar terdaftar di negara dan hal lainnya. Hingga akhirnya pria itu bukan hanya saja mendirikan sekolah MTs, tapi juga MA dan MI dan semakin lama siswanya membludak karena banyaknya yang ingin sekolah di ditu dan sang mertuanya mendirikan pesntren. Di satu sisi, sungguh beruntung wanita tersebut mendapatkan suami seperti itu yang bukan hanya menyayangi istrinya, namun juga keluarga dan masyarakat sekitarnya. Tetapi di sisi lain, sangat malang wanita itu, karena ia harus menikah muda dan dengan cara dijodohkan. Pernikahan dengan cara dijodohkan bukan hanya terjadi pada wanita itu, tetapi adik perempuan yang kedua nya juga mengalaminya. Ya, wanita itu merupakan anak pertama dari 7 bersaudara, tetapi yang mengalami perjidohan di waktu muda tersebut hanya wanita itu dan adik ke duanya. Mungkin saat melihat ide dan usaha menantunya yang tak lain sang pria tersebut yang merupakan lulusan sarjana, membuat pikiran kedua orang tua wanita itu terbuka dan memutuskan agar dari anak ke tiga hingga seterusnya itu melanjutkan pendidikan mereka hingga sarjana agar dapat meneruskan lembaga pendidikan tersebut. 

    Tetapi apakah kau tau, lulusan sarjana tidak menjamin membuat seseorang memiliki pemikiran yang maju, hati yang bersih dan berakhlak baik. Hanya orang-orang yang mengamalkan ilmunya pada dirinya sendiri lah yang dapat berhati bersih dan berakhlak baik. Aku berkata demikian karena aku telah melihat orang yang berada di sekelilingku ini. 

    Sang pria tersebut bukan hanya membawa perubahan pendidikan di kampung tersebut, tetapi dia membawa banyak perubahan. Dia tidak hanya mengandalkan gaji dari sekolahan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya karena Dia memiliiki prinsip jangan jadikan gelar guru sebagai propesi utama hingga mengharapkan gajihnya tetapi jadikan propesi guru tersebut guna menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, hal itu membuatnya membuka usaha kecil-kecilan di rumahnya bersama sang wanita yang tak lain istrinya tersebut. Mula-mula Dia dan sang istri membuka usaha berjualan jajanan untuk anak sekolah, kemudian berganti membuka wartel dan itu pertama kalinya ada wartel di kampung dan sekitarnya tersebut, namun ketika sudah mulai ada handphone, usahanya berganti menjadi jajanan anak sekolah lagi dan berganti lagi membuka usaha foto copy, kitab, atk dan isi ulang air hingga saat ini. Dulu, hanya pria tersebut yang membuka usaha seperti itu sampai-sampai ada beberapa moment yang membuat para pembelinya mengantri. Namun, sekarang sudah mulai banyak yang membuka usaha demikin baik di kampung itu atau di kampung sekitar. Bahkan orang yang dulu berkerja menjaga toko sang pria tersebut sekarang membuka toko dengan usaha yang sama yaitu foto copy dsb di tempat yang masih satu desa, hanya berjarak beberapa meter saja. 

    Tetapi, alangkah terkejutnya diriku ini saat mendengar jawaban pria tersebut ketika aku  menanyakan bagaimana perasaanya ketika "mantan kariyawannya" itu akan menjadi saingannya? dengan santainya Dia menjawab, bahwa dia sama sekali tidak merasa tersaingi akan hal ittu karena dia yakin bahwa rezeki itu sudah di atur oleh Allah dan tidak akan tertukar, bahkan dia merasa bangga karena ternyata kariyawannya tersebut saat itu bukan hanya bekerja, tetapi juga mengambil pelajaran dan ilmu tentang perdagangan hingga membuatnya sekarang mengamalkan ilmu tersebut dengan cara membuka usaha yang sama. Ahhh rasanya rasa bangga dan hormat ku pada sang pria tersebut semangkin besar setelah mendengar jawabannya tersebut. 

    Tahun demi tahun berlalu, pendidikan yang didirikan sang pria tersebut mulai berkembang dan adik-adik dari wanita itu telah sarjana dan mulai berkecimpungan dalam lembaga pendidikan tersebut.Sedangkan sang pria tersebut, tentu usianya mulai bertambah dari sebelumnya.  Ya, mereka sudah dewasa dan memiliki ego dan pemikirannya masing-masing. Hingga akhirnya dalam keluarga besar itu mulai lah terjadi konflik dan masalah. Ya, aku dahulu memang tak mengetahui hal tersebut karena waktu itu aku masih anak sekolah dan keluarga ku bersikap seolah semuanya baik-baik saja di hadapan aku dan cucu-cucunya yang lain. Sampai ketika sang ibu dari wanita itu meninggal dan aku sudah mulai remaja, aku mengetahui semuanya sedikit demi sedikit dari orang tua ku itu. Aku mengerti, kenapa orang tuaku baru menceritakan semuanya kepada ku, karena memang dulu aku masih kecil dan sekarang aku sudah mulai remaja dan orang tua ku berharap ketika aku mulai mengetahui semuanya mulai dari sejarah berdirinya lembaga itu dan linnya, aku dapat mengambil pelajarannya dan agar aku ketika sudah berpendidikan dan berilmu tidak menjadi orang yang angkuh, sombong dan harus berakhlak dan nberhati bersih. 

    Kini lembaga pendidikan tersebut sudah menjadi sebuah Yayasan, dan sang pria tersebut dua tahun lagi akan pensiun karena usianya. Dan ia sudah mulai menyerahkan tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut kepada adik-adik sang wanita itu. Aku berharap semoga mereka bisa mengemban amanah tersebut bukan hanya tuk kepentingan pribadi mereka saja dan ku berdoa semoga lembaga pendidikan tersebut akan ada sampai kiamat, agar lembaga itu dapat bermanfaat bagi semua orang sebagaimana harapan dan tujuan sang pendiri lembaga itu. 

    Dan mengenai sang wanita itu, aku tak tahu bagaimana isi hatinya setiap harinya ketika melihat adik-adiknya semua mengajar (menjadi guru) sedangkan ia, hanya ibu rumah tangga. Mungkin hatinya masih ada rasa penyesalan karena tidak bisa melanjutkan pendidikannya seperti adik-adiknya itu, tetapi aku yakin di hatinya juga ada rasa cinta, bahagia dan bangga serta beruntung memiliki suami seperti sang pria itu. Kini di saat semua adik-adiknya ke sekolahan ia lah yang menyiapkan semua kebutuhan sang ayahnya itu. Setelah kepergian ibu sang wanita itu, semuanya mulai berubah terlebih lagi ayahnya itu sudah mulai sakit-sakitan. aah... rasanya aku tak bisa mengungkapkan semua yang terjadi di sini. Akan tetapi aku berharap yang terbaik untuk keluarga besarku itu dan aku berharap yang membaca tulisan sederhanaku ini dapat mengambil pelajaran dan mendapatkan hikmahnya.  

    Terakhir, aku ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya tuk kedua orang tua ku. Dan pesan ku yakinlah bahwa semua takdir yang telah Allah tuliskan untuk kita itu adalah yang terbaik untuk kita dan pasti akan ada hikmahnya, tetap jalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya dan ingatlah sesuatu yang kita benci mungkin itu yang baik tuk kita di mata Allah dan sesuatu yang baik dimata kita mungkin itu yang buruk dimata Allah. Dan ketika kita sudah berpendidikan dan memiliki ilmu, jangan jadikan ilmu itu untuk kesombongan, angkuh dsb akan tetapi jadilah orang yang bermanfaat bagi dirikita sendiri minimalnya dan bagi sekeliling dan semua orang....


Senin, 19 Februari 2024 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Nu

what do you think??

Kutipan Nasihat